Askep Rheumatoid Arthritis|Rheumatic|Rematik


Apakah Rheumatoid Arthritis itu? Jika ditelaah dari namanya, Rheumatoid Arthritis berasal dari dua kata Artitis yang artinya radang sendi dan Rematoid yang berasal dari kata "rheumatos" yang artinya mengalir. Dari kata rheumatos ini kemudian terciptalah istilah "demam rematik", yaitu dimulai dengan infeksi tenggorokan dan disertai dengan radang sendi. Suku kata "oid" berasal dari kata rematiod yang berarti "mirip", maka dapat
diartikan sebagai penyakit yang mirip demam rematik. Tapi bedanya Rheumatoid Arthritis bersifat progresif.

Penyakit ini sebenarnya merupakan salah satu benutk penyakit sendi, yang biasanya disebut sebagai salah satu jenis penyakit rematik oleh masyarakat umum. Rematik memiliki lebih dari 100 jenis dimana gejalanya mirip satu dengan yang lain. Oleh karena itu, banyak masyarakat awam bahkan dokter sekalipun sering kurang tepat menentukan jenis penyakit
yang diderita.

Rhemaotid Arthritis atau RA harus segera ditangani dan diobati secara tepat karena dapat menyebabkan kecacatan, penurunan kualitas hidup, bahkan kematian jika sudah mencapai tingkat keparahan yang bersifat lanjut. Sering kali RA terlambat ditangani karena banyaknya anggapan dimaasyarakat bahwa keluhan nyari sendi akibat asam urat. Ini yang
perlu untuk selalu diingat bahwa tidak semua nyeri sendi adalah karena asam urat.

RA merupakan suatu penyakit otoimun. Otoimun yaitu kondisi dimana sistem kekebalan tubuh yang seharusnya melawan benda asing yang membahayakan tubuh tapi menyerang tubuh itu sendiri. Jadi, dapat disimpulkan bahwa RA disebabkan oleh kesalahan sistem kekebalan
tubuh yang justru menyerang tubuh sendiri, terutama menyerang sendi-sendi dan menyebabkan peradangan.

RA menyerang sinovium yaitu lapisan dalam bungkus sendi. Peradangan pada sinovium ini disebut dengan sinovitis. RA adalah penyakit sendi menahun dimana terkadang gejala penyakitnya tidak muncul dalam selang waktu beberapa lama namun kemudian dapat muncul lagi, menyerang berbagai sendi, dan biasanya simetris (bila menyerang bagian tubuh kanan
maka bagian kiri juga ikut terkena).

Keadaan penyakit RA semakin lama akan semakin parah, dan dapat sampai merusak sendi secara total, sehingga sendi tidak dapat digerakkan lagim dan mengakibatkan kecacatan. Pnderita RA tidak dapat bebas bergerak karena merasakan kakudan nyeri di persendian dan pada umumnya tidak mampu melakukan kegiatan fisik sehingga menyebabkan penderitaan
berkepanjangan dan menurunnya kualitas hidup.

Peradangan sendi pada RA mengakibatkan sendi menjadi bengkak, sakit, kaku, dan merah meradang.


Gejala-gejala:

Inilah yang sangat penting untuk anda ketahui. RA biasanya ditandai dengan gejala umum nyeri pada sendi dan disertai dengan bengkak. Pada umumnya gejala awal yang dirasakan adalah penderita merasa kaku dan nyeri sendi pada pagi hari selama 60 menit. Nyeri dan kekakuan tersebut berlangsung setiap hari dan sering pula disertai kemerahan pada sendi
yang nyeri tersebut. Biasanya pasien menyadari hal ini pertama kalinya pada jari-jari tangannya. Pada tahap awal biasanya jarang terjadi pembengkakan sendi, dan pembengkakan ini baru terlihat beberapa bulan setelah timbul rasa nyeri dan kaku.

Sendi yang paling sering diserang pada RA adalah sendi pergelangan tangan dan pangkal sendi buku jari tangan. Meskipun demikian, sendi-sendi lain ditubuh juga bisa terkena yaitu sendi leher, bahu, siku, pinggul, lutut, pergelangan kaki, dan sendi-sendi kecil di buku-buku jari kaki.

Namun demikian, terkadang hanya satu sendi saja yang terserang, sehingga RA ini sering disalahartikan sebagai penyakit radang sendi lain seperti penyakit gout atau infeksi sendi.

Secara umum dapat disimpulkan gejala RA meliputi sendi meradang, hangat, bengkak, kemerahan dan sangat sakit. Bisa terjadi pada banyak sendi dan simetris, yaitu menyerang bagian kanan dan kiri tubuh. Merasa kaku pada pagi hari. Selain itu gejala sistemiknya adalah demam, nafsu makan menurun, berat badan menurun, lemah dan anemia.

Jika anda merasakan gejala tersebut di atas, ada baiknya anda langsung memeriksakannya ke dokter untuk memperoleh diagnosis yang lebih tepat. Diagnosis penyakit RA didasarkan pada gejala atau gambaran penyakit, pemeriksaan laboraturium dan radiologis.

RA dapat menyerang siapa saja. Dari usia anak-anak sampai dewasa dan semua jenis etnik. Namun, terutama menyerang dewasa muda sampai usia pertengahan. Penyakit ini jumlahnya3-5 kali lipat lebih banyak diderita oleh perempuan ketimbang laki-laki.

Walaupun dapat terjadi pada semua jenis etnik, prevalensi terjadi di Indonesia rendah. Meskipun demikian, RA merupakan penyakit yang sangat progresif dan paling sering menyebabkan kecacatan, disabilitas, handicap, dan dapat menurunkan kualitas hidup. Bila tidak segera diobati, dalam jangka waktu 2-3 tahun akan terjadi kecacatan.

Sampai saat ini pun belum diketahui secara pasti apa yang menjadi penyebab RA ini. Namun demikian, diduga banyak faktor yang menjadi biangkeladi penyebab RA. Berbagai faktor penyebab itu antara lain faktor genetik atau keturunan, faktor pencetus, faktor lingkungan, infeksi, hormon, dan kemungkinan ada hal-hal lain juga.

Walaupun faktor genetik merupakan salah satu faktor penyebab timbulnya RA, tapi perlu anda ketahui bahwa faktor keturunan saja tidak pasti menyebabkan seseorang menderita penyakit RA. Misalnya, jika seseorang dari suatu keluarga menderita RA, maka resiko bahwa saudaranya juga terserang penyakit RA hanya sekitar 2-3%. Hal ini berarti bahwa penyakit
RA tidak begitu saja diwariskan dari orang tua ke anak-anaknya.

Pada dasarnya, gen yang diduga menjadi penyebab RA tetap bisa diwariskan, dan diduga bahwa gen yang menjadi penyebab timbulnya RA adalah gen HLA-DR4, menurut sebuah penelitian di Amerika Serikat dan Eropa. Meskipun demikian, para ahli percaya masih ada gen-gen lain yang mempengaruhi perkembangan penyakit ini, seperti misalnya gen PTPN22 dan 2 gen tambahan lain. Untuk mengetahui secara pasti apakah seseorang memiliki potensi terkena penyakit RA dari faktor genetik tentu membutuhkan biaya besar untuk meneliti gen-gen tersebut di dalam tubuhnya.

orang-orang yang memiliki gen-gen yang memiliki potensi terkena RA tidak begitu saja secara tiba-tiba terserang RA. Ada faktor-faktor pencetus lain yang membuat ia terserang RA. Infeksi virus dan bakteri diduga merupakan faktor yang mencetuskan penyakit ini, tapi sampai sekarang belum diketahui secara pasti jenis virus atau bakteri mana yang menjadi penyebabnya.

Secara keseluruhan penyakit RA tidak dapat disembuhkan secara total. Namun, berbagai pengobatan RA yang dilakukan bertujuan untuk mengurangi peradangan dan nyeri sendi, memaksimalkan fungsi sendi, mencegah pemburukan kerusakan dan kelainan bentuk sendi. Mengingat RA adalah penyakit yang progresif maka kunci keberhasilan pengobatannya adalah diagnosa dini dan pengobatan awal yang progresif, yaitu sesegera mungkin menggunakan obat pengubah perjalanan penyakit.

Tata laksana pengobatan RA secara dini dapat memperbaiki fungi, menghentikan kerusakan pada sendi dan mencegah ketidakmampuan untuk bekerja atau kecacatan. Salah satu terobosan pengobatan yang dilakukan adalah dengan menggunakan bilogic agent seperti etanercept. Etanercept merupakan obat bilogis yang menangkap atau menghambat
suatu protein dalam tubuh yang dinamakan tumor necrosis alpha atau TNF alpha yang menyebabkan peradangan pada persendian. Dengan pemakaian etanercept yang tepat, gejala RA dapat secaa siginifikan dan seringkali secara cepat membaik. Pengobatan ini juga harus dilakukan dalam waktu yang cukup lama.

Perawatan yang optimal untuk penyakit RA melibatkan kombinasi dari obat-obatan, istirahat, latihan-latihan yang menguatkan sendi, perlindungan serta pendidikan RA bagi pasien dan keluarga.

Stumble This Fav This With Technorati Add To Del.icio.us Digg This Add To Reddit Add To Facebook Add To Yahoo
 
Add to Technorati Favorites Science Blogs - BlogCatalog Blog Directory TopOfBlogs Personal My Zimbio

eXTReMe Tracker