Tampilkan postingan dengan label Astronomi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Astronomi. Tampilkan semua postingan

10 Fakta Ajaib Tentang Hidup Diluar Angkasa

1.Satu hari mengalami 17x matahari terbit

Matahari terbit dan terbenam setiap 90 menit di orbit , sehingga sangat sulit untuk tidur nyenyak karena tidak adanya hari normal / siklus malam. Untuk mengatasi ini, administrator ISS mengatur jadwal astronot untuk menjaga agar kegiatan mereka sesuai. Jam onboard ISS diset ke Greenwich Mean Time (GMT). Untuk menjaga astronot tetap pada jadwalnya, Mission Control melakukan panggilan saat bangun tidur. Untuk mengisi waktu Mereka biasanya memainkan musik dan kegiatan sejenisnya

2.Anda Akan Tumbuh lebih tinggi

Tanpa gaya tekan gravitasi, tulang belakang Anda berkembang dan Anda tumbuh lebih tinggi, biasanya antara 5cm dan 8cm. Sayangnya, tinggi ekstra dapat membawa komplikasi, yang dapat mencakup masalah sakit punggung dan saraf.

3.Berhenti Mendengkur

Sebuah studi 2001 menunjukkan bahwa astronot yang mendengkur di Bumi tertidur diam di ruang angkasa. Itu karena gravitasi memainkan peran yang dominan dalam generasi apneas, hypopneas, dan mendengkur. NASA bahkan telah merekam aktivitas awak kapal yang sering mendengkur , tetapi efek gravitasi nol muncul untuk mengurangi mendengkur.

4.Beberapa makanan dan bumbu membutuhkan penambahan air untuk dimakan

Dalam pesawat, garam dan merica tersedia tetapi hanya dalam bentuk cair. Hal ini karena astronot tidak menaburkan garam dan merica pada makanan mereka di ruang angkasa. Garam dan merica hanya akan mengambang. Sangat berbahaya karena bisa menyumbat ventilasi udara, mencemari peralatan atau terjebak dalam mulut, mata atau hidung astronot.

5.Astronot terlama yang tinggal di pesawat selama 438 hari

Rekor untuk misi terlama dipegang oleh kosmonot Rusia Valeri Polyakov, yang menyelesaikan 438 hari (atau 14 bulan) perjalanan dinas di dalam stasiun ruang angkasa Mir pada tahun 1995

6.Hanya 3 orang yang pernah meninggal di pesawat antariksa

Para awak dari Soyuz 11, Georgi Dobrovolski, Viktor Patsayev dan Vladislav Volkov, tewas setelah undocking dari stasiun ruang angkasa Salyut 1 setelah tinggal tiga minggu.

7.Hampir setiap astronot mengalami space sickness

Dengan tidak adanya gravitasi, sinyal dari sistem vestibulary dan reseptor tekanan menjadi kacau. Efeknya biasanya menyebabkan disorientasi pada tubuh: banyak astronot tiba-tiba merasa diri mereka seperti terbalik, atau bahkan mengalami kesulitan dalam penginderaan lokasi lengan dan kaki mereka sendiri. disorientasi ini adalah penyebab utama dari apa yang disebut Space Adaptasi Syndrome

8.Hal yang paling sulit adalah untuk Adaptasi ketika Anda kembali dari ruang angkasa

Ketika mereka kembali ke bumi, astronot harus beradaptasi kembali seperti pengalaman ketika mereka pertama kali ke ruang angkasa. Ada satu fase adaptasi yang agak lama untuk di biasakan, Beberapa kosmonot Rusia telah melaporkan bahwa beberapa bulan setelah penerbangan , mereka masih sesekali melepaskan cangkir atau benda lain di udara - dan bingung ketika jatuh ke lantai

9.Radiasi Cosmic membuat Anda melihat Silauan saat berkedip

Menatap keluar dari kapsul ruang mereka, astronot Apollo menyaksikan pemandangan yang manusia belum pernah lihat sebelumnya. Mereka melihat pemandangan bumi yang biru terang terhadap. Mereka melihat sisi jauh Bulan. Mereka juga melihat kilatan cahaya aneh di dalam bola mata mereka!

10.Anda mungkin harus mengambil spons mandi untuk kebersihan diri

Sementara stasiun seperti Skylab dan Mir telah dilengkapi dengan pancuran,Banyak astronot mengganti spons mandi dengan menggunakan waslap atau handuk basah. Hal ini akan mengurangi jumlah air yang dikonsumsi. Setiap astronot juga akan memiliki kit kebersihan diri dengan sikat gigi, pasta gigi, shampoo, pisau cukur dan perlengkapan mandi dasar lainnya.
Read More10 Fakta Ajaib Tentang Hidup Diluar Angkasa

Penemuan Lubang Terbesar di Alam Semesta

black hole
WASHINGTON—Ada sebuah lubang raksasa di Alam semesta yang sama sekali tidak memiliki galaksi, bintang maupun benda-benda angkasa lain, kata para astronom pada hari Kamis lalu.

Tim peneliti dari Universitas Minnesota mengatakan kehampaannya hampir mendekati miliaran tahun cahaya dan mereka tidak dapat mengetahui mengapa lubang itu berada di sana.

“Tidak hanya tak seorangpun yang pernah menemukan kehampaan sedemikian besar, namun kami bahkan tidak pernah menduga dapat menemukan lubang yang sebesar ini,” kata Lawrence Rudnick, seorang professor astronomi.

Rudnick dan koleganya, Shea Brown dan Liliya Williams mengatakan mereka sedang meneliti sebuah titik beku menggunakan satelit pemeriksa Wilkinson Microwave Anisotropy, dan menemukan lubang raksasa tersebut.

“Kami sudah mengetahui ada sesuatu yang berbeda mengenai titik ini di angkasa,”kata Rudnick. Daerah ini diketahui menjadi semakin lebih dingin dalam sebuah survei Cosmic Microwave Background.

“Apa yang kami temukan tidaklah normal, baik menurut strudi observasi maupun stimulasi computer pada evolusi Alam semesta skala besar, “kata Williams dalam sebuah pernyataan.

Para astronom mengatakan bahwa daerah tersebut bahkan terlihat tidak memiliki benda-benda angkasa, walaupun tidak dapat dilihat secara langsung, namun biasanya terdeteksi dengan mengukur kekuatan gravitasinya.

Kehampaannya berada di daerah langit pada konstelasi Eridanus, sebelah barat daya Orion.
Read MorePenemuan Lubang Terbesar di Alam Semesta

Planet Yang Mirip Dengan Bumi Lagi...

ST LOUIS, SELASA - Sebuah planet asing yang baru ditemukan di luar tata surya kita (planet ekstrasolar), memiliki massa hanya tiga kali Bumi. Planet tersebut mungkin memecahkan rekor sebagai planet asing terkecil saat ini.

Ilustrasi planet MOA-2007-BLG-192Lb saat mengorbit bintang kerdil.


Para astronom berhasil mendeteksi dengan teknik lensa gravitasi yang memanfaatkan penguatan dari cahaya bintang di seberangnya. Obyek langit yang mirip dengan Bumi atau disebut super-Earth ini berada pada jarak 3.000 tahun cahaya dari Bumi (satu tahun cahaya sama dengan 9,46 triliun kilometer).
Planet yang diberi nama MOA-2007-BLG-192Lb mengorbit bintang MOA-2007-BLG-192L. Bintang yang dikelilinginya diperkirakan termasuk bintang kerdil. Massanya jauh lebih kecil dari Matahari, bahkan hanya 6-8 persen saja.

"Penemuan kami menunjukkan bahwa bintang-bintang dengan massa yang kecil tetap dapat menjadi induk bagi planet-planet," ujar David Bennett dari Universitas Notre Dame yang melaporkannya dalam pertemuan tahunan Masyarakat Astronomi Amerika (AAS). Ia terkejut karena sebelumnya belum pernah ada planet yang mengorbit bintang dengan massa kurang dari 20 persen massa Matahari.

Jarak lingkaran orbit planet dan bintang sama dengan jarak Venus-Matahari. Namun, karena bintang yang dikelilinginya jauh lebih redup dan dingin, atmosfernya mungkin lebih dingin daripada Pluto.

Para peneliti memprediksi planet kecil tersebut memiliki atmosfer yang tebal. Proses peluruhan zat radioaktif mungkin terjadi di intinya sehingga permukaan planet itu sehangat Bumi. Jika benar, secara teori mungkin saja planet tersebut digenangi lautan yang dalam.

Sejauh ini hampir 300 planet ektrasolar yang terdeteksi. Planet-planet raksasa sebesar Jupiter umumnya ditemukan dengan mengamati gejolak cahaya bintang saat planet melintas di antara bintang dan Bumi. Dengan penemuan terakhir, sudah tujuh planet terdeteksi dengan teknik lensa gravitasi. Dari sekian banyak planet, belum satu pun kehidupan terdapat.

sumber: http://kompas..com/read/xml/2008/06/03/13431483/planet.asing
Read MorePlanet Yang Mirip Dengan Bumi Lagi...

Planet Yang Mirip Dengan Bumi

PARIS, SELASA - Para astronom kembali menemukan tiga planet asing di luar tata surya, biasa disebut exoplanet, yang mirip Bumi. Masing-masing merupakan planet padat karena memiliki massa dua hingga sepuluh kali massa Bumi sehingga planet-planet tersebut dapat disebut super-Bumi.



Ilustrasi tiga planet asing yang terekam spektograf HARPS di Observatorium La Silla, Chili.

Ketiganya berada dalam satu sistem tata surya dan mengelilingi sebuah bintang bernama 40307. Bintang yang dikelilinginya sedikit lebih kecil daripada Matahari dan berada dekat konstelasi Doradus dan Pictor sekitar 42 tahun cahaya dari Bumi. Jadi, pantas kalau planet-planet tersebut disebut sebagai sepupu Bumi.
Planet-planet asing tersebut terdeteksi pertama kalinya menggunakan instrumen The High Accuracy Radial Velocity Planet Searcher (HARPS) di Observatorium La Silla, Chili tengah. Para astronom menemukannya dengan mengamati gejolak cahaya bintang saat planet melintas di depannya atau disebut peristiwa transit. Spektograf yang ada di instrumen HARPS mampu mendeteksi perubahan tersebut dengan tingkat keakuratan tinggi. Mereka melakukan pengamatan intensif selama lima tahun untuk memastikan penemuan tersebut.

"Massa planet yang paling kecil seperseratus ribu kali bintangnya," ujar Francois Bouchy, salah satu astronom dari Institut Astrofisika Paris, Perancis, yang melaporkan temuan tersebut dalam sebuah konferensi astronomi di Nantes, Perancis, Senin (17/6). Planet-planet itu berukuran 4,2 kali, 6,7 kali, dan 9,4 kali Bumi, namun tak lebih besar dari Planet Uranus dan Neptunus yang mencapai 15 kali ukuran Bumi.

Dengan HARPS, para astronom juga menemukan 45 kandidat planet asing baru yang massanya di bawah 30 kali Bumi. Di antara planet-planet tersebut ada yang bersama-sama mengelilingi satu bintang. "Apakah setiap bintang dihuni planet-planet dan jika ya berapa banyak? Kami mungkin belum tahu jawabannya namun kami telah memperoleh petunjuk ke sana," ujar Michael Mayor, astronom dari Observatoriun Jenewa, Swiss.

Saat ini sudah ada sekitar 270 planet asing yang ditemukan dan rata-rata mengelilingi bintang yang mirip Matahari. Planet asing pertama ditemukan Michel Mayor dan Didier Queloz di sekitar bintang 51 Pegasi tahun 1995. Namun, sebagian besar planet asing merupakan planet gas raksasa seukuran Jupiter atau Saturnus.

sumber : http://kompas..com/read/xml/2008/06/17/14391825/tiga.lagi.planet.asing
Read MorePlanet Yang Mirip Dengan Bumi

Simulasi yang Meniru Kondisi Saat Awal Pembentukan Alam Semesta

JENEWA - Meski seorang atheis, pakar fisikawan Inggris, Peter Higgs, yakin bahwa "partikel Tuhan" itu ada. Ia akan membuktikan benar tidaknya teori yang dikemukakannya 40 tahun lalu yang menyatakan bahwa terdapat energi berkekuatan besar yang membentuk massa alam semesta hingga kehidupan dapat terbentuk.

Higgs yakin komposisi alam semesta yang sangat kompleks mulai berkembang diawali terbentuknya sebuah partikel yang disebutnya Higgs boson. Pembentukan partikel yang diperkirakan terjadi sesaat setelah ledakan besar (Big Bang) 15 miliar tahun lalu itu mungkin dapat ditiru pembentukannya di pusat penelitian nuklir eropa atau CERN (Centre Europeen pour la Recherche Nucleaire) yang dibangun di perbatasan Prancis-Swiss.

"Kemungkinan besar partikel akan muncul dengan sangat cepat. Saya yakin lebih dari 90 persen itu akan terjadi," ujar Higgs. Simulasi yang meniru kondisi saat awal pembentukan alam semesta akan dilakukan dalam fasilitas Large Hadron Collider (LHC) di laboratorium CERN. Di ruangan khusus berukuran besar, para ilmuwan akan menembakkanpartikel-partikel kecepatan tinggi hingga mendekati kecepatan cahaya untuk mempelajari proses yang mungkin terjadi di awal pembentukan alam semesta. Para ilmuwan di sana berharap dapat menjelaskan Higgs boson yang juga disebut "Partikel Tuhan". Mereka menamainya demikian untuk mencandai Higgs yang menganut paham atheis.

Teori Higgs berawal dari keheranannya mengapa benda bermassa akan kehilangan wujud jika bagian-bagiannya dipecah dalam ukuran moleul, atom, dan quark. Dari sana, ia berpendapat bahwa materi pertama yang terbentuk di ruang angkasa tidak memiliki berat di awal pembentukan alam semesta. Namun, seiring bertambahnya waktu, materi semakin besar massanya.

Hal tersebut hanya bisa terjadi jika terdapat ruang khusus yang menyatukan pertikel-partikel menjadi satu. Sebab, jika tidak, partikel-partikel akan beterbangan bebas di ruang angkasa dan tidak akan pernah membentuk bintang atau planet.

Source: www.kompas..com
Read MoreSimulasi yang Meniru Kondisi Saat Awal Pembentukan Alam Semesta

Sekilas Tentang Tata Surya Kita

Tata Surya


Tata Surya (bahasa Inggris: solar system) terdiri dari sebuah bintang yang disebut matahari dan semua objek yang yang mengelilinginya. Objek-objek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, meteor, asteroid, komet, planet-planet kerdil/katai, dan satelit-satelit alami.

Tata surya dipercaya terbentuk semenjak 4,6 milyar tahun yang lalu dan merupakan hasil penggumpalan gas dan debu di angkasa yang membentuk matahari dan kemudian planet-planet yang mengelilinginya.

Tata surya terletak di tepi galaksi Bima Sakti dengan jarak sekitar 2,6 x 1017 km dari pusat galaksi, atau sekitar 25.000 hingga 28.000 tahun cahaya dari pusat galaksi. Tata surya mengelilingi pusat galaksi Bima Sakti dengan kecepatan 220 km/detik, dan dibutuhkan waktu 225–250 juta tahun untuk untuk sekali mengelilingi pusat galaksi. Dengan umur tata surya yang sekitar 4,6 milyar tahun, berarti tata surya kita telah mengelilingi pusat galaksi sebanyak 20–25 kali dari semenjak terbentuk.

Tata surya dikekalkan oleh pengaruh gaya gravitasi matahari dan sistem yang setara tata surya, yang mempunyai garis pusat setahun kecepatan cahaya, ditandai adanya taburan komet yang disebut awan Oort. Selain itu juga terdapat awan Oort berbentuk piring di bagian dalam tata surya yang dikenali sebagai awan Oort dalam.

Disebabkan oleh orbit planet yang membujur, jarak dan kedudukan planet berbanding kedudukan matahari berubah mengikut kedudukan planet di orbit.


Spoiler for tata surya:



Daftar jarak planet

Daftar planet dan jarak rata-rata planet dengan matahari dalam tata surya adalah seperti berikut:57,9 juta kilometer ke Merkurius
108,2 juta kilometer ke Venus
149,6 juta kilometer ke Bumi
227,9 juta kilometer ke Mars
778,3 juta kilometer ke Jupiter
1.427,0 juta kilometer ke Saturnus
2.871,0 juta kilometer ke Uranus
4.497,0 juta kilometer ke Neptunus


Rasi bintang


Suatu rasi bintang atau konstelasi adalah sekelompok bintang yang tampak berhubungan membentuk suatu konfigurasi khusus. Dalam ruang tiga dimensi, kebanyakan bintang yang kita amati tidak memiliki hubungan satu dengan lainnya, tetapi dapat terlihat seperti berkelompok pada bola langit malam. Manusia memiliki kemampuan yang sangat tinggi dalam mengenali pola dan sepanjang sejarah telah mengelompokkan bintang-bintang yang tampak berdekatan menjadi rasi-rasi bintang. Susunan rasi bintang yang tidak resmi, yaitu yang dikenal luas oleh masyarakat tapi tidak diakui oleh para ahli astronomi atau Himpunan Astronomi Internasional, juga disebut asterisma. Bintang-bintang pada rasi bintang atau asterisma jarang yang mempunyai hubungan astrofisika; mereka hanya kebetulan saja tampak berdekatan di langit yang tampak dari Bumi dan biasanya terpisah sangat jauh.

Pengelompokan bintang-bintang menjadi rasi bintang sebenarnya cukup acak, dan kebudayaan yang berbeda akan memiliki rasi bintang yang berbeda pula, sekalipun beberapa yang sangat mudah dikenali biasanya seringkali ditemukan, misalnya Orion atau Scorpius.

Himpunan Astronomi Internasional telah membagi langit menjadi 88 rasi bintang resmi dengan batas-batas yang jelas, sehingga setiap arah hanya dimiliki oleh satu rasi bintang saja. Pada belahan bumi (hemisfer) utara, kebanyakan rasi bintangnya didasarkan pada tradisi Yunani, yang diwariskan melalui Abad Pertengahan, dan mengandung simbol-simbol Zodiak.

Beragam pola-pola lainnya yang tidak resmi telah ada bersama-sama dengan rasi bintang dan disebut asterisma, seperti Bajak (juga dikenal di Amerika Serikat sebagai Big Dipper) dan Little Dipper
Read MoreSekilas Tentang Tata Surya Kita

Nama-Nama Planet Dalam Berbagai Bahasa di Dunia

Sejarah nama-nama planet

Lima planet terdekat ke Matahari selain Bumi (Merkurius, Venus, Mars, Yupiter dan Saturnus) telah dikenal sejak zaman dahulu karena mereka semua bisa dilihat dengan mata telanjang. Banyak bangsa di dunia ini memiliki nama sendiri untuk masing-masing planet (lihat tabel nama planet di bawah). Pada abad ke-6 SM, bangsa Yunani memberi nama Stilbon (cemerlang) untuk Planet Merkurius, Pyoroeis (berapi) untuk Mars, Phaethon (berkilau) untuk Jupiter, Phainon (Bersinar) untuk Saturnus. Khusus planet Venus memiliki dua nama yaitu Hesperos (bintang sore) dan Phosphoros (pembawa cahaya). Hal ini terjadi karena dahulu planet Venus yang muncul di pagi dan di sore hari dianggap sebagai dua objek yang berbeda.

Pada abad ke-4 SM, Aristoteles memperkenalkan nama-nama dewa dalam mitologi untuk planet-planet ini. Hermes menjadi nama untuk Merkurius, Ares untuk Mars, Zeus untuk Jupiter, Kronos untuk Saturnus dan Aphrodite untuk Venus.

Pada masa selanjutnya di mana kebudayaan Romawi menjadi lebih berjaya dibanding Yunani, semua nama planet dialihkan menjadi nama-nama dewa mereka. Kebetulan dewa-dewa dalam mitologi Yunani mempunyai padanan dalam mitologi Romawi sehingga planet-planet tersebut dinamai dengan nama yang kita kenal sekarang.

Hingga masa sekarang, tradisi penamaan planet menggunakan nama dewa dalam mitologi Romawi masih berlanjut. Namun demikian ketika planet ke-7 ditemukan, planet ini diberi nama Uranus yang merupakan nama dewa Yunani. Dinamakan Uranus karena Uranus adalah ayah dari |Kronos (Saturnus). Mitologi Romawi sendiri tidak memiliki padanan untuk dewa Uranus. Planet ke-8 diberi nama Neptunus, dewa laut dalam mitologi Romawi.



Nama planet dalam bahasa lain

Arab Syams Utaared Zuhra Ard Qamar Marrikh Mushtarie Zuhal Uraanus Niftuun

Belanda Zon Mercurius Venus Aarde Maan Mars Jupiter Saturnus Uranus Neptunus

Bengali Surya Budh Shukra Prithivi Chand Mangal Brihaspati Shani - -

Canton Taiyeung Suising Gumsing Deiqao Yueqao Fuosing Moqsing Tousing Tinwongsing Huoiwongsing

Filipina Araw Merkuryo Venus Daigdig Buwan Marte Jupiter Saturno Uranus Neptuno

Gujarati Surya Budh Shukra Prathivi Chandra Mangal Guru Shani Prajapathie Varun

Indonesia Matahari Merkurius Venus Bumi Bulan Mars Yupiter Saturnus Uranus Neptunus

Inggris Sun Mercury Venus Earth Moon Mars Jupiter Saturn Uranus Neptune

Jawa Srengenge Buda Kejora Jagad Wulan Anggara Respati Sani - -

Jepang Taiyou Suisei Kinsei Chikyuu Tsuki Kasei Mokusei Dosei Ten'ousei Kaiousei

Jerman Sonne Merkur Venus Erde Mond Mars Jupiter Saturn Uranus Neptun

Latin Sol Mercurius Venus Terra Luna Mars Jupiter Saturnus Uranus Neptunus

Melayu Matahari Utarid Zuhrah Bumi Bulan Marikh Musytari Zuhal Uranus Neptun

Mandarin Taiyang Shuixing Jinxing Diqiu Yueqiu Huoxing Muxing Tuxing Tianwangxing Haiwangxing

Perancis Soleil Mercure Vénus Terre Lune Mars Jupiter Saturne Uranus Neptune

Portugis Sol Mercúrio Vênus Terra Lua Marte Júpiter Saturno Urano Neptuno

Russia Solnce Merkurij Venera Zemlja Luna Mars Yupiter Saturn Uran Neptun

Sansekerta Surya Budha Sukra Dhara Chandra Mangala Brhaspati Sani - -

Thailand Surya Budha Sukra Lok Chandra Angkarn Prhasbadi Sao Uranus Neptune

Yunani Helios Hermes Aphrodite Gaea Selene Ares Zeus Kronos Uranos Poseidon
Read MoreNama-Nama Planet Dalam Berbagai Bahasa di Dunia

Penjelasan Singkat Tentang Astronomi

Astronomi, yang secara etimologi berarti "ilmu bintang" (dari Yunani: άστρο, + νόμος), adalah ilmu yang melibatkan pengamatan dan penjelasan kejadian yang terjadi di luar Bumi dan atmosfernya. Ilmu ini mempelajari asal-usul, evolusi, sifat fisik dan kimiawi benda-benda yang bisa dilihat di langit (dan di luar Bumi), juga proses yang melibatkan mereka.

Selama sebagian abad ke-20, astronomi dianggap terpilah menjadi astrometri, mekanika langit, dan astrofisika. Status tinggi sekarang yang dimiliki astrofisika bisa tercermin dalam nama jurusan universitas dan institut yang dilibatkan di penelitian astronomis: yang paling tua adalah tanpa kecuali bagian 'Astronomi' dan institut, yang paling baru cenderung memasukkan astrofisika di nama mereka, kadang-kadang mengeluarkan kata astronomi, untuk menekankan sifat penelitiannya. Selanjutnya, penelitian astrofisika, secara khususnya astrofisika teoretis, bisa dilakukan oleh orang yang berlatar belakang ilmu fisika atau matematika daripada astronomi.

Astronomi Bulan: kawah besar ini adalah Daedalus, yang dipotret kru Apollo 11 selagi mereka mengedari Bulan pada 1969. Ditemukan di tengah sisi gelap bulan Bumi, garis tengahnya sekitar 93 km

Astronomi Bulan: kawah besar ini adalah Daedalus, yang dipotret kru Apollo 11 selagi mereka mengedari Bulan pada 1969. Ditemukan di tengah sisi gelap bulan Bumi, garis tengahnya sekitar 93 km

Astronomi adalah salah satu di antara sedikit ilmu pengetahuan di mana amatir masih memainkan peran aktif, khususnya dalam hal penemuan dan pengamatan fenomena sementara. Astronomi jangan dikelirukan dengan astrologi, ilmusemu yang mengasumsikan bahwa takdir manusia dapat dikaitkan dengan letak benda-benda astronomis di langit. Meskipun memiliki asal-muasal yang sama, kedua bidang ini sangat berbeda; astronom menggunakan metode ilmiah, sedangkan astrolog tidak.

Cabang-cabang astronomi

Astronomy dipisahkan ke dalam cabang. Perbedaan pertama di antara 'teoretis dan observational' astronomi. Pengamat menggunakan berbagai jenis alat untuk mendapatkan data tentang gejala, data yang kemudian dipergunakan oleh teoretikus untuk 'membuat' teori dan model, menerangkan pengamatan dan memperkirakan yang baru.

Bidang yang dipelajari juga dikategorikan menjadi dua cara yang berbeda: dengan 'subyek', biasanya menurut daerah angkasa (misalnya Astronomi Galaksi) atau 'masalah' (seperti pembentukan bintang atau kosmologi); atau dari cara yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi (pada hakekatnya, daerah di mana spektrum elektromagnetik dipakai). Pembagian pertama bisa diterapkan kepada baik pengamat maupun teoretikus, tetapi pembagian kedua ini hanya berlaku bagi pengamat (dengan tak sempurna), selama teoretikus mencoba menggunakan informasi yang ada, di semua panjang gelombang, dan pengamat sering mengamati di lebih dari satu daerah spektrum.

Berdasarkan subyek atau masalah


Astronomi Planet, atau Ilmu Pengetahuan Planet: setan debu Mars. Dipotret oleh NASA Global Surveyor di orbit Mars, coret gelap yang panjang terbentuk oleh gerakan gumpalan atmosfer Mars yang berputar-putar (dengan kesamaan ke angin tornado darat). Setan debu (tempat hitam) mendaki tembok kawah. Coret di setengah tangan benar gambar adalah bukit pasir di lantai kawah.



Astrometri: penelitian posisi benda di langit dan perubahan posisi mereka. Mendefinisikan sistem koordinat yang dipakai dan kinematika dari benda-benda di galaksi kita.
Kosmologi: penelitian alam semesta sebagai seluruh dan evolusinya.
Fisika galaksi: penelitian struktur dan bagian galaksi kita dan galaksi lain.
Astronomi ekstragalaksi: penelitian benda (sebagian besar galaksi) di luar galaksi kita.
Pembentukan galaksi dan evolusi: penelitian pembentukan galaksi, dan evolusi mereka.
Ilmu planet: penelitian planet dan tata surya.
Fisika bintang: penelitian struktur bintang.
Evolusi bintang: penelitian evolusi bintang dari pembentukan mereka sampai akhir mereka sebagai bintang sisa.
Pembentukan bintang: penelitian kondisi dan proses yang menyebabkan pembentukan bintang di dalam awan gas, dan proses pembentukan itu sendiri.

Juga, ada disiplin lain yang mungkin dipertimbangkan sebagian astronomi:
Arkheoastronomi
Astrobiologi
Astrokimia




Cara-cara mendapatkan informasi

Dalam astronomi, informasi sebagian besar didapat dari deteksi dan analisis radiasi elektromagnetik, foton, tetapi informasi juga dibawa oleh sinar kosmik, neutrino, dan, dalam waktu dekat, gelombang gravitasional (lihat LIGO dan LISA). Pembagian astronomi secara tradisional dibuat berdasarkan rentang daerah spektrum elektromagnetik yang diamati:

Astronomi optikal menunjuk kepada teknik yang dipakai untuk mengetahui dan menganalisa cahaya pada daerah sekitar panjang gelombang yang bisa dideteksi oleh mata (sekitar 400 - 800 nm). Alat yang paling biasa dipakai adalah teleskop, dengan CCD dan spektrograf.
Astronomi inframerah mengenai deteksi radiasi infra merah (panjang gelombangnya lebih panjang daripada cahaya merah). Alat yang digunakan hampir sama dengan astronomi optik dilengkapi peralatan untuk mendeteksi foton infra merah. Teleskop Ruang Angkasa digunakan untuk mengatasi gangguan pengamatan yang berasal dari atmosfer.

Astronomi radio memakai alat yang betul-betul berbeda untuk mendeteksi radiasi dengan panjang gelombang mm sampai cm. Penerimanya mirip dengan yang dipakai dalam pengiriman siaran radio (yang memakai radiasi dari panjang gelombang itu).


Astronomi energi tinggi



Astronomi Ekstragalaktik: lensa gravitasi. Gambar dari Teleskop Ruang Angkasa Hubble ini menunjukkan beberapa obyek yang terbentuk dengan putaran yang biru yang sebetulnya adalah beberapa tampilan dari galaksi yang sama. Mereka sudah digandakan oleh efek lensa gravitasi kelompok galaksi yang berwarna kuning, bulat panjang dan spiral di dekat pusat foto. Pelensaan gravitasi dihasilkan oleh bidang gravitasi kelompok yang luar biasa masif sehingga mampu melengkungkan cahaya. Beberapa akibatnya adalah memperbesar ukuran obyek yang dilensakan, menjadikan terang dan mengubah tampilan benda yang lebih jauh.

Astronomi optik dan radio bisa dilakukan di observatorium landas bumi, karena atmosfer transparan pada panjang gelombang itu. Cahaya infra merah benar-benar diserap oleh uap air, sehingga observatorium infra merah terpaksa ditempatkan di tempat kering yang tinggi atau di angkasa.

Atmosfer kedap pada panjang gelombang astronomi sinar-X, astronomi sinar-gamma, astronomi ultra violet dan, kecuali sedikit "jendela" dari panjang gelombang, astronomi infra merah jauh, oleh sebab itu pengamatan bisa dilakukan hanya dari balon atau observatorium luar angkasa.


Sejarah Singkat

Pada bagian awal sejarahnya, astronomi memerlukan hanya pengamatan dan ramalan gerakan benda di langit yang bisa dilihat dengan mata telanjang. Rigveda menunjuk kepada ke-27 rasi bintang yang dihubungkan dengan gerakan matahari dan juga ke-12 Zodiak pembagian langit. Yunani kuno membuatkan sumbangan penting sampai astronomi, di antara mereka definisi dari sistem magnitudo. Alkitab berisi sejumlah pernyataan atas posisi tanah di alam semesta dan sifat bintang dan planet, kebanyakan di antaranya puitis daripada harfiah; melihat Kosmologi Biblikal. Pada tahun 500 M, Aryabhata memberikan sistem matematis yang mengambil tanah untuk berputar atas porosnya dan mempertimbangkan gerakan planet dengan rasa hormat ke matahari.

Penelitian astronomi hampir berhenti selama abad pertengahan, kecuali penelitian astronom Arab. Pada akhir abad ke-9 astronom Muslim al-Farghani (Abu'l-Abbas Ahmad ibn Muhammad ibn Kathir al-Farghani) menulis secara ekstensif tentang gerakan benda langit. Karyanya diterjemahkan ke dalam bahasa Latin di abad ke-12. Pada akhir abad ke-10, observatorium yang sangat besar dibangun di dekat Teheran, Iran, oleh astronom al-Khujandi yang mengamati rentetan transit garis bujur Matahari, yang membolehkannya untuk menghitung sudut miring dari gerhana. Di Parsi, Umar Khayyām (Ghiyath al-Din Abu'l-Fath Umar ibn Ibrahim al-Nisaburi al-Khayyami) menyusun banyak tabel astronomis dan melakukan reformasi kalender yang lebih tepat daripada Kalender Julian dan mirip dengan Kalender Gregorian. Selama Renaisans Copernicus mengusulkan model heliosentris dari Tata Surya. Kerjanya dipertahankan, dikembangkan, dan diperbaiki oleh Galileo Galilei dan Johannes Kepler. Kepler adalah yang pertama untuk memikirkan sistem yang menggambarkan dengan benar detail gerakan planet dengan Matahari di pusat. Tetapi, Kepler tidak mengerti sebab di belakang hukum yang ia tulis. Hal itu kemudian diwariskan kepada Isaac Newton yang akhirnya dengan penemuan dinamika langit dan hukum gravitasinya dapat menerangkan gerakan planet.

Bintang adalah benda yang sangat jauh. Dengan munculnya spektroskop terbukti bahwa mereka mirip matahari kita sendiri, tetapi dengan berbagai temperatur, massa dan ukuran. Keberadaan galaksi kita, Bima Sakti, dan beberapa kelompok bintang terpisah hanya terbukti pada abad ke-20, serta keberadaan galaksi "eksternal", dan segera sesudahnya, perluasan Jagad Raya dilihat di resesi kebanyakan galaksi dari kita.

Kosmologi membuat kemajuan sangat besar selama abad ke-20, dengan model Ledakan Dahsyat yang didukung oleh pengamatan astronomi dan eksperimen fisika, seperti radiasi kosmik gelombang mikro latar belakang, Hukum Hubble dan Elemen Kosmologikal. Untuk sejarah astronomi yang lebih terperinci, lihat sejarah astronomi.


Astronomi di Indonesia


Masyarakat tradisional

Seperti kebudayaan-kebudayaan lain di dunia, masyarakat asli Indonesia sudah sejak lama menaruh perhatian pada langit. Keterbatasan pengetahuan membuat kebanyakan pengamatan dilakukan untuk keperluan astrologi. Pada tingkatan praktis, pengamatan langit digunakan dalam pertanian dan pelayaran. Dalam masyarakat Jawa misalnya dikenal pranatamangsa, yaitu peramalan musim berdasarkan gejala-gejala alam, dan umumnya berhubungan dengan tata letak bintang di langit.

Nama-nama asli daerah untuk penyebutan obyek-obyek astronomi juga memperkuat fakta bahwa pengamatan langit telah dilakukan oleh masyarakat tradisional sejak lama. Lintang Waluku adalah sebutan masyarakat Jawa tradisional untuk menyebut tiga bintang dalam sabuk Orion dan digunakan sebagai pertanda dimulainya masa tanam. Gubuk Penceng adalah nama lain untuk rasi Salib Selatan dan digunakan oleh para nelayan Jawa tradisional dalam menentukan arah selatan. Joko Belek adalah sebutan untuk Planet Mars, sementara lintang kemukus adalah sebutan untuk komet. Sebuah bentangan nebula raksasa dengan fitur gelap di tengahnya disebut sebagai Bimasakti.


Masa modern

Pelaut-pelaut Belanda pertama yang mencapai Indonesia pada akhir abad-16 dan awal abad-17 adalah juga astronom-astronom ulung, seperti Pieter Dirkszoon Keyser dan Frederick de Houtman. Lebih 150 tahun kemudian setelah era penjelajahan tersebut, misionaris Belanda kelahiran Jerman yang menaruh perhatian pada bidang astronomi, Johan Maurits Mohr, mendirikan observatorium pertamanya di Batavia pada 1765. James Cook, seorang penjelajah Inggris, dan Louis Antoine de Bougainville, seorang penjelajah Perancis, bahkan pernah mengunjungi Mohr di observatoriumnya untuk mengamati transit Planet Venus pada 1769[1].

Ilmu astronomi modern makin berkembang setelah pata tahun 1928, atas kebaikan Karel Albert Rudolf Bosscha, seorang pengusaha perkebunan teh di daerah Malabar, dipasang beberapa teleskop besar di Lembang, Jawa Barat, yang menjadi cikal bakal Observatorium Bosscha, sebagaimana dikenal pada masa kini.

Penelitian astronomi yang dilakukan pada masa kolonial diarahkan pada pengamatan bintang ganda visual dan survei langit di belahan selatan ekuator bumi, karena pada masa tersebut belum banyak observatorium untuk pengamatan daerah selatan ekuator.

Setelah Indonesia memperoleh kemerdekaan, bukan berarti penelitian astronomi terhenti, karena penelitian astronomi masih dilakukan dan mulai adanya rintisan astronom pribumi. Untuk membuka jalan kemajuan astronomi di Indonesia, pada tahun 1959, secara resmi dibuka Pendidikan Astronomi di Institut Teknologi Bandung.

Pendidikan Astronomi di Indonesia secara formal dilakukan di Departemen Astronomi, Institut Teknologi Bandung. Departemen Astronomi berada dalam lingkungan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan secara langsung terkait dengan penelitian dan pengamatan di Observatorium Bosscha.

Lembaga negara yang terlibat secara aktif dalam perkembangan astronomi di Indonesia adalah Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).

Selain pendidikan formal, terdapat wadah informal penggemar astronomi, seperti Himpunan Astronomi Amatir Jakarta, serta tersedianya planetarium di Taman Ismail Marzuki, Jakarta yang selalu ramai dipadati pengunjung.

Perkembangan astronomi di Indonesia mengalami pertumbuhan yang pesat, dan mendapat pengakuan di tingkat Internasional, seiring dengan semakin banyaknya pakar astronomi asal Indonesia yang terlibat dalam kegiatan astronomi di seluruh dunia, serta banyaknya siswa SMU yang memenangi Olimpiade Astronomi Internasional maupun Olimpiade Astronomi Asia Pasific.

Demikian juga dengan adanya salah seorang putra terbaik bangsa dalam bidang astronomi di tingkat Internasional, yaitu Profesor Bambang Hidayat yang pernah menjabat sebagai vice president IAU (International Astronomical Union).


Antariksawan

Antariksawan (lazim disebut astronot) adalah sebutan bagi orang yang telah menjalani latihan dalam program penerbangan antariksa manusia untuk memimpin, menerbangkan pesawat, atau menjadi awak pesawat antariksa. Istilah "astronot" juga kadang digunakan untuk merujuk secara spesifik kepada antariksawan yang berasal dari Amerika Serikat atau negara sahabat, berbeda dengan seorang kosmonot yang berasal dari Uni Soviet/Rusia. Kosmonot pertama adalah Yuri Gagarin. Semenjak tahun 2003 dikenal pula istilah taikonot (meski bukan istilah resmi pemerintah Tiongkok), antariksawan dari Tiongkok. Taikonot pertama adalah Yang Liwei.

Antariksawan-antariksawan pertama, baik di AS maupun Uni Soviet, biasanya merupakan pilot pesawat tempur - umumnya pilot-pilot penguji - dengan latar belakang militer. Antariksawan militer biasanya menerima tanda kualifikasi khusus, dikenal di AS dengan nama Astronaut Badge setelah menyelesaikan latihan dan mengikuti penerbangan ke luar angkasa.

Lebih dari 32 negara sudah pernah mengirimkan antariksawannya ke luar angkasa. Hingga kini (April 2007), sembilan belas antariksawan telah tewas dalam misi perjalanannya, dan setidaknya sepuluh antariksawan telah meninggal dalam kecelakaan latihan di darat.


Antariksawan internasional

Hingga akhir 1970-an hanya orang-orang Amerika dan Soviet yang merupakan antariksawan aktif. Pada 1976 pihak Soviet memulai program Intercosmos dengan sebuah kelompok yang terdiri dari 6 antariksawan dari negara-negara sosialis lainnya, diikuti kelompok kedua yang berlatih pada 1978. Pada sekitar waktu yang hampir sama pada 1978 Badan Luar Angkasa Eropa memilih 4 antariksawan untuk berlatih untuk misi Spacelab pertama mereka di pesawat ulang alik NASA. Pada 1980 Perancis memulai pemilihan antariksawan mereka (mereka dipanggil "spasionot"), diikuti oleh Jerman pada 1982, Kanada pada 1983, Jepang pada 1985, Italia pada 1988 dan Malaysia pada 2007.



Planet


Planet adalah benda langit yang memiliki ciri-ciri berikut:
(a) mengorbit mengelilingi bintang atau sisa-sisa bintang;
(b) mempunyai massa yang cukup untuk memiliki gravitasi tersendiri agar dapat mengatasi tekanan rigid body sehingga benda angkasa tersebut mempunyai bentuk kesetimbangan hidrostatik (bentuk hampir bulat);
(c) tidak terlalu besar hingga dapat menyebabkan fusi termonuklir terhadap deuterium di intinya; dan,
(d) telah "membersihkan lingkungan" (clearing the neighborhood; mengosongkan orbit agar tidak ditempati benda-benda angkasa berukuran cukup besar lainnya selain satelitnya sendiri) di daerah sekitar orbitnya

Berdasarkan definisi di atas, maka dalam sistem Tata Surya terdapat delapan planet. Hingga 24 Agustus 2006, sebelum Persatuan Astronomi Internasional (International Astronomical Union = IAU) mengumumkan perubahan pada definisi "planet" sehingga seperti yang tersebut di atas, terdapat sembilan planet termasuk Pluto, bahkan benda langit yang belakangan juga ditemukan sempat dianggap sebagai planet baru, seperti: Ceres, Sedna, Orcus, Xena, Quaoar, UB 313. Pluto, Ceres dan UB 313 kini berubah statusnya menjadi "planet kerdil/katai."

Planet diambil dari kata dalam bahasa Yunani Asteres Planetai yang artinya Bintang Pengelana. Dinamakan demikian karena berbeda dengan bintang biasa, Planet dari waktu ke waktu terlihat berkelana (berpindah-pindah) dari rasi bintang yang satu ke rasi bintang yang lain. Perpindahan ini (pada masa sekarang) dapat dipahami karena planet beredar mengelilingi matahari. Namun pada zaman Yunani Kuno yang belum mengenal konsep heliosentris, planet dianggap sebagai representasi dewa di langit. Pada saat itu yang dimaksud dengan planet adalah tujuh benda langit: Matahari, Bulan, Merkurius, Venus, Mars, Jupiter dan Saturnus. Astronomi modern menghapus Matahari dan Bulan dari daftar karena tidak sesuai definisi yang berlaku sekarang.
Read MorePenjelasan Singkat Tentang Astronomi

Mengenal Bumi Lebih Dekat


Bumi adalah planet ketiga dari delapan planet dalam Tata Surya. Diperkirakan usianya mencapai 4,6 milyar tahun. Jarak antara Bumi dengan matahari adalah 149.6 juta kilometer atau 1 AU (inggris: astronomical unit).


Bumi mempunyai lapisan udara (atmosfer) dan medan magnet yang disebut (magnetosfer) yang melindung permukaan Bumi dari angin matahari, sinar ultraungu, dan radiasi dari luar angkasa. Lapisan udara ini menyelimuti bumi hingga ketinggian sekitar 700 kilometer. Lapisan udara ini dibagi menjadi
-Troposfer

-Stratosfer

-Mesosfer

-Termosfer

dan

-Eksosfer.





Lapisan ozon, setinggi 50 kilometer, berada di lapisan stratosfer dan mesosfer dan melindungi bumi dari sinar ultraungu. Perbedaan suhu permukaan bumi adalah antara -70°C hingga 55°C bergantung pada iklim setempat. Sehari di dibagi menjadi 24 jam dan setahun di bumi sama dengan 365,2425 hari. Bumi mempunyai massa seberat 59.760 milyar ton, dengan luas permukaan 510 juta kilometer persegi. Berat jenis Bumi (sekitar 5.500 kilogram per meter kubik) digunakan sebagai unit perbandingan berat jenis planet yang lain, dengan berat jenis Bumi dipatok sebagai 1.

Bumi mempunyai diameter sepanjang 12.756 kilometer. Gravitasi Bumi diukur sebagai 10 N kg-1 dijadikan unit ukuran gravitasi planet lain, dengan gravitasi Bumi dipatok sebagai 1. Bumi mempunyai 1 satelit alami yaitu Bulan. 70,8% permukaan bumi diliputi air. Udara Bumi terdiri dari 78% nitrogen, 21% oksigen, dan 1% uap air, karbondioksida, dan gas lain.



Bumi diperkirakan tersusun atas inti dalam bumi yang terdiri dari besi nikel beku setebal 1.370 kilometer dengan suhu 4.500°C, diselimuti pula oleh inti luar yang bersifat cair setebal 2.100 kilometer, lalu diselimuti pula oleh mantel silika setebal 2.800 kilometer membentuk 83% isi bumi, dan akhirnya sekali diselimuti oleh kerak bumi setebal kurang lebih 85 kilometer.

Kerak bumi lebih tipis di dasar laut yaitu sekitar 5 kilometer. Kerak bumi terbagi kepada beberapa bagian dan bergerak melalui pergerakan tektonik lempeng (teori Continental Drift) yang menghasilkan gempa bumi.

Titik tertinggi di permukaan bumi adalah gunung Everest setinggi 8.848 meter, dan titik terdalam adalah palung Mariana di samudra Pasifik dengan kedalaman 10.924 meter. Danau terdalam adalah Danau Baikal dengan kedalaman 1.637 meter, sedangkan danau terbesar adalah Laut Kaspia dengan luas 394.299 km2.



Lapisan bumi


Menurut komposisi (jenis dari material) -nya, bumi dapat dibagi menjadi lapisan-lapisan sebagai berikut :

Kerak Bumi
Mantel Bumi

Mantel bumi terletak di antara kerak dan inti luar bumi. Mantel bumi merupakan batuan yang mengandung magnesium dan silikon. Suhu pada mantel bagian atas ±1300°C-1500°C dan suhu pada mantel bagian dalam ±1500°C-3000°C


Inti Bumi
Sedangkan menurut sifat mekanik (sifat dari material) -nya, bumi dapat dibagi menjadi lapisan-lapisan sebagai berikut :

Litosfir
Astenosfir
Mesosfir
Inti Bumi bagian luar

Inti bumi bagian luar merupakan salah satu bagian dalam bumi yang melapisi inti bumi bagian dalam. Inti bumi bagian luar mempunyai tebal 2250 km dan kedalaman antara 2900-4980 km. Inti bumi bagian luar terdiri atas besi dan nikel cair dengan suhu 3900°C



Inti Bumi bagian dalam
Inti bumi bagian dalam merupakan bagian bumi yang paling dalam atau dapat juga disebut inti bumi. inti bumi mempunyai tebal 1200km dan berdiameter 2600km. inti bumi terdiri dari besi dan nikel berbentuk padat dengan temperatur dapat mencapai 4800°C. panas bgt ya





Statistik Sosial Manusia


[SIZE="4"]Bahasa[/size]
(2000 est.)

Bahasa Mandarin 14,37%,
Bahasa Hindi 6,02%,
Bahasa Inggris 5,61%,
Bahasa Spanyol 5,59%,
Bahasa Bengali 3,4%,
Bahasa Portugis 2,63%,
Bahasa Rusia 2,75%,
Bahasa Jepang 2,06%,
Bahasa Jerman 1,64%,
Bahasa Korea 1,28%,
Bahasa Perancis 1,27%,



Agama
(2002 est.)

Kristen 32,71%,
Islam 19,67%,
Hindu 13,28%,
Buddha 5,84%,
non-religius 14,84%,
Lainnya 13,05%


Populasi
(Per 9 Maret 2005)

- Total 6.423.457.263 .


Diameter Ekuatorial 12.756,28 km

Diameter Polar (Geografi) 12.713,56 km

Diameter rata-rata 12.742,02 km

Kepepatan 0,003 35

Keliling ekuatorial 40.075 km

Keliolig Poral 40.008 km

Luas permukaan 510.067.420 .km²

Volume 1,0832×1012 km³

Massa 5,9736×1024 kg

Kepadatan 5,515 g/cm³

Gravitasi permukaan katulistiwa 9,780 m/s² 1
(0,997 32 gee)

Kecepatan Lepas 11,186 km/s

Hari sideris 0,997 258 hari (23,934 jam)

Kecepatan Putar 1674,38 km/h = 465,11 m/s
(di katulistiwa)

Kemiringan Sumbu 23,439 281°

Asensi kanan
dari kutub utara 0° (0 j 0 men 0 s)
Deklinasi 90°
Albedo 0.367


suhu Permukaan
- min 185 K
- rata-rata287 K
- maks 331 K

Tekanan permukaan 100 kPa



Kandungan udara

nitrogen 77%
oksigen 21%
argon 1%
karbon dioksida sisanya
uap air sisanya
Read MoreMengenal Bumi Lebih Dekat
 
Add to Technorati Favorites Science Blogs - BlogCatalog Blog Directory TopOfBlogs Personal My Zimbio

eXTReMe Tracker