Walkman X-Series bukan sekedar rival iPod. Piranti tersebut penyelamat Sony dari tahta pemutar musik portabel.
Sony menemukan piranti pemutar musik jinjing pada akhir tahun 1970-an, dan mendominasi selama dua dekade. Kemudian Apple iPod muncul dan Sony--meski tak lantas menjatuhkan tahtanya kepada Apple--sempat tergusur.
Raksasa berbasis di Tokyo itu sempat menolak mendukung MP3 sebagai pengganti pemutar konvensionalnya. Perusahaan itu bahkan sempat melihat horor saat Apple merangkak membayangi kerajaan pemutar musik portabelnya.
Namun semua itu tinggal Sejarah. Peluncuran Seri X adalah tanda Sony mulai masuk arena pertarungan kembali.
Sony siap menghantam iPod dengan keunggulan suara. Hampir seluruh piranti Sony didorong oleh audio superior, namun di piranti terbaru kemampuan itu ditambah dengan digital noise cancelling dan sebuah proses suara digital tingkat lanjut.
Penghubung ekstra, dari mengobrol hingga memoderasi suara kereta, membuat sangat nyaman karena disaring oleh teknologi noise cancelling. Sementara prosesor digital S-Master memastikan; bahkan bila anda memainkan musik keras, suara masih terdengar jernih seperti kristal
Piranti mendukung musik dalam format MP3, WMA, dan AAC. Dengan keberadaan iTunes Store yang bebas Manajemen Hak Digital (DRM), tidak ada lagi yang menghentikan pengguna mengunduh trek-trek lagu berbayar kedalam X-Series.
Memang, bila dibanding iPod, belum ada yang seelegan piranti lunak iTunes milik Apple untuk memanajemen lagu. Dengan software itu anda dapat melakukan drag dan drop lagu dengan gaya bebas.
X-Series menawarkan layar sedikit lebih sempit ketimbang iPod Touch--3 inchi dibandingkan 3,5 inchi. Namun ia memiliki layar OLED tanpa bintik-bintik, jauh lebih berkualitas. Tampilan video dan foto sangat mirip asli dan jernih.
Layar sentuh X-Series cenderung bertipe dasar dan sedikit tidak responsif beberapa saat. Tak ada multi-sentuh atau akselerometer. Pengguna mesti membuat menu halaman berpindah dulu jika ingin masuk ke koleksi begitu juga dengan ketika mengakses daftar lagu bertampilan tradisional.
Desain X-Series lebih maskulin dibanding Apple yang berlekuk. Piranti itu berukuran lebih kecil dan ramah di kantong. Sementara sisi bertekstur granit memberi tampilan tangguh namun mudah dioperasikan.
Sisinya yang kaku sekaligus menjadi tempat tombol-tombol yang sering digunakan termasuk penyetelan noise-cancelling. Memang penempatan itu membuat desain X-Series tidak serapi iPod, namun juga menyelamatkan anda dari bolak-balik merogoh kantong hanya gara-gara ingin memaju-mundurkan lagu atau menambah volume.
Hubungan antar-muka dengan piranti lain tak maksimal dan minus kompatibilitas dengan Mac merupakan kekurangan utama dari X-Series. Tapi kualitas layar dan audio jauh adalah keunggulan terbesar dari pesaingnya.
Setelah beberapa kegagalan permulaan dan serangkaian kekalahan dari iPod, X-Series menempatkan Walkman kembali ke arena. Bagi yang tertarik, X-Series dijual di pasaran dengan harga Rp 3,5 jutaan.
sumber
http://www.republika.co.id/berita/54...ahkan_LED_iPod